Carmers mungkin sering menunda pekerjaan dan menjadi deadliner. Kadang Carmers lebih sering menundanya dengan melakukan aktivitas lain yang kurang penting. misalnya dengan scrolling medsos, buka aplikasi belanja, rebahan, nonton drama series dan hal lainnya. Carmers tahu bahwa ada deadline kerjaan yang harus diselesaikan, tapi memilih untuk tidak mengerjakannya. Lalu ketika memang sudah mepet banget waktunya, baru deh panik, mengerjakan dengan terburu – buru, dan berandai seandainya kerjaan itu diselesaikan lebih awal.
Memiliki deadliner habit sebenarnya bukanlah kebiasaan yang baik loh Carmers. Sebagai contoh, ada deadline kerjaan desain misalnya yang harus selesai dalam 4 jam. Kita sudah berada di kafe ber-AC ditemani secangkir latte hangat, baterai laptop penuh, sinyal wifi lancar karena kafe sedang sepi. Lalu ada notifikasi dari channel youtube favorit Carmers. seketika jam menyisakan 2 jam lagi menjelang deadline, kopi sudah habis dan cangkir sudah dingin, konten youtube selesai kita tonton, tapi kerjaan sama sekali belum disentuh. Panik nggak? Panik lah. Kerjaan yang idealnya bisa Carmers selesaikan dalam 4 jam dimampatkan menjadi 2 jam saja. proses dari mencari inspirasi desain, merancang layout, hingga input konten dikerjakan dengan asal-asalan. Ada begitu banyak detail yang terlewat dan hasil desain yang kurang maksimal dikarenakan SKS (Sistem Kebut Setoran) untuk menyelesaikannya.
Joseph Ferrari, salah satu profesor psikologi dari universitas DePaul menyatakan bahwa menunda pekerjaan tidak ada kaitannya dengan manajemen waktu. Memberitahu deadliner kronis untuk tidak menunda pekerjaan sama saja dengan memberitahu orang depresi untuk ceria.
Nah, kalau Carmers masih sering menunda pekerjaan dan merasa terganggu dengan kebiasaan itu. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasinya :
Memajukan deadline memang bukan hal yang sangat efektif untuk menghilangkan kebiasaan menunda pekerjaan yaa Carmers. Tapi tetap saja berguna minimal untuk meminimalisir panik dan menyediakan spare time di ujung deadline agar Carmers masih bisa memaksimalkan hasil kerjaan. Dengan memasang deadline lebih awal, maka aware alarm Carmers siaga lebih awal sehingga kerjaan bisa mulai dikerjakan lebih awal juga.
Sejalan dengan tips yang pertama, reminder deadline bisa Carmers buat untuk mengingatkan bahwa ada deadline yang harus diselesaikan. Tips ini meminimalisir kelalaian Carmers terutama ketika sedang asyik melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan deadline pekerjaan. Reminder ini nantinya akan rutin secara bertahap mengingatkan Carmers terkait deadline kerjaan.
Energi untuk memulai sesuatu biasanya lebih besar dibanding ketika sudah di tahapan proses, apalagi kalau pekerjaannya memang besar, waktu pengerjaannya akan semakin lama. Tentunya bagi orang yang punya kebiasaan menunda pekerjaan, bisa makin lama selesainya. Mungkin ketika menyelesaikan pekerjaan besar, orang yang menunggu bisa pergi ke mars untuk membuat koloni lalu pulang ke bumi lagi ketika keadaannya sudah tidak layak huni. Nah, untuk mengerjakan pekerjaan yang besar. Carmers bisa melakukan breakdown pekerjaan tersebut menjadi tahapan – tahapan pekerjaan yang lebih kecil. Analoginya mirip seperti ketika Carmers hendak mendaki gunung. Untuk mencapai puncak gunung, yang paling diperhatikan adalah langkah-langkah dalam pendakian tersebut. biarpun bertahap tapi konsisten dan rutin. Perlahan – lahan puncak gunung akan tercapai. Sama halnya dengan pekerjaan besar tadi, sedikit – sedikit progres akan terlihat. Harapannya, dalam durasi yang telah ditentukan pekerjaan tersebut akan selesai.
Jika hasrat menunda pekerjaan sedang tinggi-tingginya. Carmers bisa mensiasati hal tersebut dengan konsep 10 menit. Intinya Carmers memiliki komitmen diri dengan meluangkan waktu 10 menit untuk mengerjakan pekerjaan itu. Salah satu tujuannya agar Carmers mendapatkan efek Zeigarnik. Efek ini menimbulkan kecenderungan untuk terus menerus mengingat pekerjaan yang belum selesai sehingga mendorong Carmers untuk menuntaskan pekerjaan tersebut.
Internet, TV, Instagram, Tiktok, Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya bisa mendistraksikan Carmers dalam bekerja. Distraksi inilah nantinya ikut andil juga dalam penundaan pekerjaan kita. Bagi Carmers yang merasa mudah terdistraksi, maka penting bagi Carmers untuk meminimalisir adanya distraksi selama bekerja. Jika Carmers bisa bekerja tanpa internet misalnya, maka Carmers bisa mematikan koneksinya. Carmers juga bisa menonaktifkan paket data atau mengatur smartphone Carmers ke mode pesawat untuk mengurangi distraksi saat bekerja.
Jika pekerjaan Carmers menumpuk sehingga timbul keinginan untuk menunda pengerjaannya, maka Carmers bisa memilih pekerjaan yang paling ringan terlebih dahulu untuk dikerjakan. Sejalan dengan poin nomor 3, pekerjaan yang susah untuk dikerjakan akan membutuhkan energi awalan yang lebih besar dan waktu yang lebih lama untuk diselesaikan. Ketika Carmers memutuskan untuk memulai mengerjakan sesuatu, pekerjaan selanjutnya biasanya lebih ringan karena Carmers sudah dalam kondisi steady dan sudah punya momentum untuk mengerjakannya.
Terkadang, ruangan tempat kita bekerja bisa menjadi salah satu penyebab kita sering menunda pekerjaan loh Carmers. Misalnya, ruang kerja Carmers gabung dengan kamar tidur. Lalu ruangnya sempit, sirkulasi udaranya kurang lancar dan kurang pencahayaan juga. Alih-alih bekerja dengan fokus, nanti yang ada justru Carmers lebih memilih untuk tidur nyenyak. Oleh karena itu, Carmers harus mencoba untuk mulai memperhatikan ruang kerjanya yaa. Pastikan ruangan kerja Carmers kondusif untuk berkarya.