Groomers, selama menjalani masa kuliah, ternyata ada banyak loh mahasiswa yang belum menyadari pentingnya berorganisasi. Kamu salah satunya bukan?

Ada mahasiswa yang sekedar ikut-ikutan berorganisasi untuk memenuhi syarat kelulusan, tapi hal itu menyebabkan kontribusinya kurang aktif. Ada juga mahasiswa yang sama sekali gak ikut organisasi apapun! Sampe-sampe julukan mahasiswa “kupu-kupu” alias kuliah-pulang-kuliah-pulang melekat bersama mereka.

Sayang banget lho waktu yang kebuang percuma di masa perkuliahan dan dijamin ini akan bikin kamu nyesel, apalagi waktu mau daftar kerja, karena salah satu yang dilihat employer adalah pengalaman organisasi. Seandainya para fresh graduate menggunakan kesempatan semasa kuliahnya dengan baik, udah pasti peluang mereka untuk mendapat pekerjaan pasti lebih mudah.
Kok bisa gitu ya? Career Grooming akan membahas pentingnya berorganisasi semasa kuliah hanya buat kamu nih!

1. Koneksi jadi lebih mudah
Groomers, Kalau kamu mahasiswa yang aktif berorganisasi, kamu pasti bakal punya banyak kenalan. Gak cuman temen seangkatan, tapi juga senior, alumni, bahkan pihak luar perguruan tinggi. Nah, kalau misalnya anggota organisasi dibimbing oleh alumni yang bekerja di perusahaan ternama, bukan gak mungkin lho mahasiswa di organisasi itu mendapat kesempatan kerja dari si alumni.
Eits, walau lebih dimudahkan dalam mendapat pekerjaan, bukan berarti kamu nggak berusaha. Koneksi para “aktivis” organisasi ini mungkin hanya membantu untuk membuka jalan saja, tapi yang menentukan hasil akhirnya tetaplah kamu. Apabila usaha dan persiapannya kurang, mau bagaimanapun juga, rekomendasi dari orang dalam juga gaakan bisa bantu kamu.

2. CV kamu bakal lebih menarik
Menulis CV itu ternyata tantangan tersulit bagi fresh graduate yang dulunya mahasiswa “kupu-kupu”. Tapi, untuk mahasiswa yang dulu aktif di kegiatan kampus, hal ini pasti ga akan terjadi. Bukan cuman lebih lancar menulis CV, tapi di mata recruiter, CV yang ‘ramai’ seperti ini jelas lebih menarik.
Selain menandakan sosok lulusan yang ga cuman berbekal hard skill, lulusan yang melamar itu juga diperkaya oleh soft skill, banyaknya pengalaman organisasi yang tercantum di CV juga dapat mendongkrak IPK yang kurang memuaskan. Jadi Groomers, sekalipun ada kandidat lain yang IPK-nya lebih tinggi, gak menutup kemungkinan peluang kamu yang aktif berorganisasi untuk dipanggil wawancara menjadi lebih besar!

3. Pasti lebih percaya diri
Keahlian memimpin mahasiswa, biasanya bakal terbentuk lewat keterlibatan di organisasi. Ditambah lagi dengan kebiasaan mengemukakan pendapat saat rapat, maka kemampuan berpikir kritis yang kamu miliki akan meningkat. Yang pasti wawasan kamu juga akan semakin luas. Nah, orang-orang dengan wawasan yang luas umumnya lebih percaya diri ketika berinteraksi dengan orang lain.
Seorang fresh graduate yang semasa kuliah aktif berorganisasi, biasanya cenderung lebih percaya diri ketika mencari pekerjaan. Selain karena CV yang lebih berbobot, saat wawancara juga mereka seperti punya amunisi yang cukup untuk menjawab pertanyaan HRD dan calon atasan. Pewawancara juga pastinya lebih menghargai kandidat seperti itu Groomers.

4. Siap di dunia kerja
Selain udah punya bekal keahlian memimpin, kegiatan organisasi kampus juga menuntut kamu untuk pandai membagi waktu. Kesibukan menjalani acara-acara kampus atau keharusan menghadiri rapat setelah kuliah membuat kamu akan terbiasa menjalani aktivitas yang padat, bahkan sampai malam hari. Kekuatan fisik dan mental kamu akan begitu dibutuhkan di sini.
Tuntutan berat yang dihadapi ketika berorganisasi secara tidak langsung melatih para mahasiswa untuk siap menghadapi kerasnya dunia kerja. Manajemen waktu, kedisiplinan, juga kemampuan kamu dalam memecahkan masalah merupakan bekal berharga yang akan kamu dapatkan dari sana. Gak heran kalau banyak perusahaan yang lebih mengutamakan kandidat yang aktif berorganisasi daripada yang hanya ber-IPK tinggi.

Nah Groomers, sekarang udah tau kan pentingnya berorganisasi ketika di kampus? So, jangan cuman jadi mahasiswa ‘kupu-kupu’ ya selama kuliah!

Disarikan dari beberapa sumber.