Effective Communication and Personal Branding for Successfull Career & Business.

Beberapa contoh kasus komunikasi, School of Business and Management ITB (SBM ITB)

Dalam satu sesi yang difasilitasi oleh CDC SBM-ITB dengan Career Grooming, terlihat bahwa ketrampilan berkomunikasi sangat penting dalam menunjang kesuksesan kita. Satu Mahasiswa peserta pelatihan,menanyakan tentang apa yang harus dilakukan saat dia harus menghadiri meeting yang sangat tidak efektif, boss nya yang saat itu bertindak sebagai presenter, menjelaskan dalam bahasa yang sangat membosankan dan berputar-putar; sehingga, ybs ingin bossnya segera saja menyudahinya, dan langsung straight forward. Saking bosannya, ybs tidak sadar sampai tertidur dalam meeeting tersebut. Ybs greget dengan bosnya, Apa yang harus dia lakukan dan bagaimana kedepannya?

Peserta lain yang kebetulan sudah bekerja di salah satu perusahaan ekspedisi, mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan para driver. Driver-driver tersebut umumnya berasal dari suku tertentu yang berbeda dengan dirinya, sehingga ybs sama sekali tidak memahami apa yang dibicarakan antar mereka, di depan ybs. Komunikasi antar mereka agak sulit, ybs yang kebetulan merupakan atasan mereka seringkali merasa kinerja para driver tersebut masih bisa ditingkatkan, namun masukan ybs sulit untuk diterima dan bahkan sering ditentang, padahal masukan tersebut sangat baik dan penting untuk perusahaan. Sampai suatu saat ybs menyatakan bahwa jika mereka tidak bisa bekerja sama, maka silakan keluar dari perusahaan ini. Peserta tersebut kemudian menanyakan apakah yang dia lakukan sudah tepat, bagaimana cara mendapatkan komitmen dari para driver tersebut?

Pertanyaan lainnya dari peserta adalah mengenai integrity, ybs bekerja di suatu perusahaan yang kerap melakukan praktek-praktek tidak lurus, sehingga menimbulkan beban moril pada ybs. Apakah dia sebaiknya keluar, atau tetap bertahan, ybs bingung apa yang harus dilakukan, apakah ketidak sepahaman perasaan dan prinsip-prinsip perlu diungkapkan atau dikomunikasikan? Bagaimana caranya?

Do dan Don’t dalam komunikasi

Setiap manusia adalah unik, butuh didengar, butuh dihargai, dengan cara yang  unik/personal.

Mengacu pada prinsip dasar tersebut, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi. Saat berkomunikasi dengan orang-orang inferior, jangan sekali-sekali melakukan tindakan atau mengucapkan kata-kata yang menjurus pada “Merendahkan”, “Menekan”, atau  “Mengintimidasi”.

Kebutuhan dasar manusia tentunya sama, yaitu butuh dihargai, terlepas apakah posisi orang tersebut inferior atau superior. Bagi orang-orang inferior atau dengan kedudukan yang rendah dalam organisasi, pekerjaan yang mereka miliki bisa saja merupakan pekerjaan terbaik yang bisa mereka dapatkan, dan mereka merasakan telah melakukan pekerjaan tersebut dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh, walaupun pekerjaan tersebut terlihat kecil (bagi orang2 superior). Mereka butuh diperhatikan dan diapresiasi hasil kerjanya dengan tulus.

Hal lain adalah, orang inferior sangat khawatir dengan kelangsungan hidup dan masa depannya (kebutuhan akan keamanan), maka jangan sekali-sekali mengintimidasi dan mengancam mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan kelangsungan hidup di masa depan atau keamanannya. Misalnya dalam kasus di atas, mereka diancam untuk dipecat. Hal itu akan sangat membebani pikiran mereka, dan tentu saja akan berpengaruh terhadap komitmen dan kinerja mereka.

Hal yang harus kita akui, orang-orang dengan posisi rendah dalam organisasi umumnya orang-orang baik, tidak neko-neko, tulus, sederhana, dan tidak pandai ‘ngakalin’. Untuk itu kita akan lebih mudah mendapatkan ketulusan dan komimen dari mereka jika mereka juga merasa bahwa kita tulus terhadap mereka. Sehingga lakukanlah pendekatan personal, sesekali bergabung dengan mereka dalam lingkungan santai, tidak formal, berusaha memahami bahasa mereka, dan berbicara dengan bahasa mereka akan sangat memberikan nilai tambah. Yup, lakukan pendekatan personal.

Apakah mereka akan ngelunjak? Kekhawatiran tersebut sering muncul dibenak para atasan, namun jangan khawatir, kuncinya adalah kewajaran, tidak berlebihan. Berusaha memahami mereka, melakukan komunikasi secara reguler, menyamakan persepsi sehingga masing-masing pihak memahami kedudukan dan proporsinya, tentu tidak akan membuat mereka ngelunjak. Yang terpenting adalah melakukannya dengan wajar tidak berlebihan.

 Lain halnya dengan pertanyaan peserta tentang Boss-nya yang sangat tidak efektif dan efisien dalam menjelaskan dan mengerjakan sesuatu, tentunya kita harus menyikapinya dengan berbeda namun tetap berpegang pada prinsip dasar, kebutuhan dasar manusia untuk dihargai dan didengar.   Seorang atasan yang senior dari sisi usia dan karir, tentu saja butuh pengakuan, sebagai anak muda jangan sekali-kali baik disengaja ataupun tidak, melakukan tindakan-tindakan yang mengabaikan atau melecehkannya. Tertidur saat atasan tersebut memberikan penjelasan atau presentasi dalam meeting, tentu saja merupakan pelecehan, ‘un-respect’; hal ini akan mencoreng kita dalam daftar suksesor atasan kita; sehingga kita harus bersiap sehebat apapun kinerja kita jika atasan merasa marah dan dilecehkan oleh kita, maka posisi kita akan stuck ditempat tersebut entah sampai kapan. Tentu saja bukan hal ini yang kita kehendaki, untuk itu tips penting yang harus kita terapkan saat kita memiliki atasan seperti itu adalah, berusaha untuk mendengar, menyimak apa yang dia katakan, walaupun ngalor ngidul, pasti ada ‘lesson learnt’ yang bisa kita peroleh. Karena bagaimana pun seseorang dengan usia senior tentu saja sudah banyak makan asam garam, perjalanan hidup mereka sudah jauh lebih panjang dan berliku dibandingkan kita.

Lebih lanjut, selain berusaha untuk mendengarkan dan menyimak, tentu kita harus perlakukan beliau sebagai orang tua kita, sebagai pembimbing dan mentor kita terlepas gaya komunikasinya yang bertele-tele; hal ini tentu saja akan membahagiakannya, karena orang senior butuh pengakuan. Jika hal ini dilakukan maka kepercayaan senior tersebut akan tumbuh terhadap kita, dan satu hal yang sangat penting adalah, seringkali seseorang lebih cepat untuk mendapatkan promosi dari atasannya bukan karena orang tersebut terlalu pandai tapi karena dia orang yang dianggap cukup cakap dari sisi kinerja, memiliki perilaku yang baik, dan tentu saja dapat dipercaya dan membuat atasan merasa nyaman. Maka ambilah hati atasan kita dengan menunjukan perilaku yang baik dan kinerja excelent, dengan begitu karir dan penerimaan lingkungan terhadap kita akan sangat baik.

Pertanyaan selanjutnya mengenai praktek-praktek dalam organisasi yang tidak lurus, dan melanggar etika kerja dan good governance, maka anda sebagai seorang yang memegang teguh etika dan good governance, sudah sewajarnya menyatakan ketidaksetujuan anda. Namun tentu saja cara anda mengungkapkan, pemilihan kata yang tepat, intonasi dan gestur hendaknya tidak membuat orang lain terancam. Untuk menghadapi situasi tidak nyaman dan cara mengungkapkannya, bisa dibaca di artikel “Emotional Intelligence at work”. Artikel tersebut membahas teknik XYZ* dalam mengungkapkan ketidaksetujuan anda. Tentu saja pada prakteknya anda tidak akan langsung sempurna, tetapi membutuhkan jam terbang dan latihan, agar mimik anda, gesture, body languange akan terlihat natural dan berkarakter.

Mengenai praktek-praktek di tempat kerja yang tidak sesuai dengan prinsip anda, pilihannya hanya 2, yang pertama anda keluar, dan kedua tetap disana.

Saat anda memutuskan untuk keluar, PASTIKAN anda keluar dengan prestasi dan reputasi yang OK. Karena bagaimanapun referral sangat penting. Orang-orang akan menanyakan siapa kita dari perusahaan sebelumnya. Sehingga pastikan kita keluar dengan meninggalkan jejak yang baik.

Namun, jika harus bertahan, maka “Turunkan Idealisme anda”. Ini penting karena ideal menurut kita belum tentu diterima lingkungan sekitar. Saat anda tidak bisa menurunkan idealisme anda, maka selama itu pulalah anda akan menjadi pencilan data, dan menjadi orang yang dikorbankan/anda merasa jadi korban. Idealisme yang dipaksakan di lingkungan yang tidak/belum support, akan mengakibatkan benturan berkelanjutan. Bisa saja anda bertahan jika kuat menghadapinya, karena jangan pernah berharap kita bisa mengontrol lingkungan kita dengan baik, umumnya kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan.

 Kesimpulannya catatan penting dalam berkomunikasi adalah:

 *)Teknik XYZ : I feel X, when you do Y, in situation Z. Saya merasa tidak nyaman, saat bapak merokok disini, karena saya ada penyakit asma.

Jangan dengan statement You+should+situation. Anda seharusnya tidak merokok disini, karena saya ada penyakit asma.