Emosi adalah tanggapan terhadap situasi atau seseorang atau sesuatu apapun itu. Emosi berkaitan dengan perubahan ekspresi wajah dan perilaku seperti: munculnya ucapan-ucapan, gerak-gerik tubuh, ekspresi wajah, dan tingkah laku.
Coba kita bayangkan bila manusia tidak memiliki emosi dalam kehidupan, bagaimana rasanya? Hmm mungkin kehidupan dan hubungan manusia akan terasa hambar atau datar-datar saja.
Emotional Intelligence/EQ (Kecerdasan Emosional) menurut Daniel Goleman, adalah kemampuan merasakan, memahami, dan dengan efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh yang manusiawi. Setiap orang pasti memiliki Emotional Intelligence tapi dengan tingkatan yang berbeda-beda. Orang-orang dengan emotional intelligence yang tinggi bisa membuat orang lain merasa tentram dan nyaman ketika berada didekatnya. Mereka menebar kehangatan dan keterbukaan atau transparansi dengan cara yang tepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuksesan hidup seseorang 20% dari IQ dan sisanya 80% dari EQnya. Ini memperlihatkan kita bahwa EQ sangat lebih berpengaruh terhadap kesuksesan atau pekerjaan kita dibandingkan dengan IQ yang tinggi seperti pada gambar dibawah ini:
Â
Jika seseorang memiliki IQ yang tinggi namun memiliki EQ yang rendah, dalam dunia kerja kemungkinan besar akan sulit berinteraksi atau bersosialisasi dengan atasan, bawahan dan bahkan rekannya. Padahal inti dari dunia pekerjaan bukanlah bekerja mandiri, tetapi bekerja dalam tim untuk mensukseskan visi dan misi bersama dalam hal ini organisasi. Orang yang memiliki IQ tinggi seringkali perfectionis, sulit berdealing dengan orang lain yang mungkin pola pikir dan kecepatan kerjanya jauh dibawahnya, dengan kata lain orang-orang dengan IQ tinggi lebih tidak sabar dalam menangani orang lain yang memiliki IQ kurang. Mereka lebih egois dan sangat percaya diri sehingga seolah tidak membutuhkan orang lain dan biasanya lebih tidak peduli dengan orang lain.
Berbeda halnya dengan orang-orang yang memiliki EQ tinggi, atau orang yang pandai secara emosional, mereka akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, karena mereka lebih memahami perasaan diri mereka sendiri dan orang lain. Dengan pemahaman ini, maka orang yang memiliki kecerdasan emosional mampu menangani dan merespon perasaan orang lain dengan efektif sehingga membuat orang merasa nyaman berinteraksi dengannya.
Menurut Goleman meskipun IQ tinggi (cerdas , bereaksi cepat dan teliti) tetapi jika seseorang tidak bisa mengendalikan emosi – agresif – destruktif dan arogan, maka dalam perjalanan kariernya akan tersandung banyak masalah dan tidak disukai oleh sekitarnya. Sebaliknya, meskipun seseorang tidak terlalu pandai, tetapi mempunyai pribadi yang baik, maka orang akan lebih menerima dan menghargainya sehingga kepercayaan akan sering di serahkan pada orang yang memiliki emotional intelligence yang tinggi. EQ sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan juga peningkatan karier seseorang. Ada beberapa kasus orang yang memiliki IQ tinggi tetapi tidak bisa menerapkan EQ nya dengan baik saat berada di suatu pertemuan, sehingga pertemuan tersebut bukan membangun opportunity tetapi justru sebaliknya. Seperti istilah berikut ini “Tanpa EQ, maka kecerdasan intelektual tidak akan mendorong prestasi yang optimal. Ibarat mesin mobil (IQ) yang memiliki cc besar dengan tenaga turbo tidak akan selamat dikendarai jika tidak memiliki rem (EQ) yang berfungsi dengan baikâ€.
Dari gambaran tersebut, maka peran Emotional Intelligence adalah untuk membangun personal competence dan social competence, hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
  1.
1. Self Awareness (Kesadaran Diri)
Self awareness (kesadaran diri) merupakan pemahaman diri sendiri terhadap kepribadian, tingkah laku, kebiasaan, reaksi emosi, motivasi, dan proses berpikir pribadi. Dengan memahami diri sendiri, kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan diri, sehingga kita dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri sendiri.
Proses Mengembangkan self awareness adalah sbb:
Emotional Self Awareness -> Accurate Self Assessment -> List of Behavior -> Improvement -> Self Confidence.Â
Â
2. Self Management (Pengelolaan Diri)
Self management (Pengelolaan diri) merupakan kemampuan memahami dan menggunakan emosi/perasaaan untuk menyatakan suatu alasan dengan cara yang baik, tepat dan reaksi yang terkontrol.Â
Pengelolaan Emosi tersebut meliputi:
Â
3. Social Awareness (Kesadaran Sosial)
Social awareness (kesadaran sosial) merupakan kemampuan seseorang untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain, memahami perasaan orang lain, memahami kebutuhannya dan apa saja yang menjadi perhatian orang lain.Â
Social Awarenss meliputi :
Â
4. Relationship Management (Pengelolaan Hubungan)
Relationship management (pengelolaan hubungan) merupakan kemampuan seseorang untuk menginspirasi orang lain dan juga membantu orang lain mencapai performance terbaik mereka. Disamping itu, relationship management mencakup juga kemampuan dalam negosiasi, menyelesaikan konflik, dan bekerja sama.
Beberapa Hal penting dalam relationship management antara lain:
Jika belum, bagaimana caranya?
Berikut cara tips membangun kecerdasan emosional:
Mengenali emosi diri adalah langkah awal untuk meningkatkan emotional intelligence. Setiap individu pasti memberikan respon yang berbeda terhadap situasi dan orang lain, respon inilah yang merupakan emosi yang harus kita kenali.
Dalam situasi tertekan, bertemu dengan orang yang tidak menunjukkan respek dan kepercayaan terhadap kita, berinteraksi dengan orang yang tidak sepaham dengan kita, dll, kenali bagaimana respon Anda? Dan gunakan kecerdasasn emosi Anda untuk menganalisis apakah respon tersebut sudah tepat? Atau apakah respon tersebut akan merusak hubungan jangka panjang dan bahkan memperburuk situasi dan merusak image kita? Kenali penyebab munculnya emosi, reaksi diri, dan pengaruh emosi tersebut bagi diri sendiri dan orang lain. Berusahalah untuk selalu mengendalikan emosi dengan menunjukkan emosi sewajarnya dan janganlah berlebihan.Â
Setelah kita mengenali emosi diri selanjutnya adalah kita harus mampu mengelola emosi. Mengelola emosi diri merupakan kemampuan seseorang dalam menangani perasaan agar terungkap dengan tepat. Perasaan yang kita alami umumnya bersumber dari pikiran kita sendiri. Maka dari itu yang harus dilakukan adalah mulailah anda berpikir positif sehingga menghasilkan emosi yang positif juga. Ketika ada emosi negatif sebaiknya tenangkan diri kita dengan menarik nafas panjang, berdoa, istirahat, atau pikirkan hal-hal yang kita sukai yang dapat menenangkan pikiran kita. Ciri-ciri orang yang dapat mengelola emosi adalah dapat melihat situasi dengan pandangan yang lebih positif dan mempunyai banyak cara untuk meredakan emosi. Dalam mengelola emosi diri, belajarlah mengucap syukur dalam segala keadaan, dengan bersyukur akan membuat hidup kita lebih ringan, pikiran lebih jernih, perasaan lebih nyaman, sehingga ketika mengendalikan perasaan bukan lagi alasan yang berat.
Memotivasi diri dapat membangun kekuatan bagi kita untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Tanpa motivasi tidak akan ada perubahan EQ pada diri kita. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.Â
Selain mengenali emosi diri sendiri, kita juga harus bisa mengenali emosi orang lain, kita harus dapat mengelali dan memahami emosi-emosi orang lain. Ekspresi wajah, gesture, gerakan tubuh, perkataan, dll haruslah dipahami sebagai suatu signall, sehingga diharapkan kita dapat menghadapi dan merespon perasaan orang lain dengan tepat dan efektif.
Membina hubungan dengan orang lain merupakan kemampuan sosial. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan, akan sukses dalam bidang apapun. Karena kemampuan membina hubungan yang baik akan membuat orang-orang senang dan nyaman sehingga akan memberikan banyak peluang dalam hidup.
Selamat mencoba dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Â
By Made Sudaryani & Vera Ulandari
Â
Â